Mahasiswa USM Lakukan Sosialisasi Etika Dalam Bersosial Media dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental

Semarang- Mahasiswa USM Lakukan Sosialisasi Etika Dalam Bersosial Media dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental, baru-baru ini.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya etika dalam bersosial media dan dampaknya terhadap kesehatan mental, tim mahasiswa yang terdiri dari Muhammad Yusuf Abdurrahman, Lifio Syifa Kurniawan, Rizam Hakiki, Muhammad Firdaus Rebriano Rachmat, Teguh Rizki Saputra, Aldi Brahma Herogantara, dan Satria Sandya Buana, telah sukses menyelenggarakan sebuah kegiatan sosialisasi yang bertajuk “Etika Dalam Bersosial Media dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental.”

Kegiatan yang diadakan di Masjid Nurul Qomar – Jalan Argomulyo Mukti Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya menjaga etika saat menggunakan media sosial serta menyadari potensi dampak negatif yang bisa timbul pada kesehatan mental pengguna. Dalam acara ini, para peserta diajak untuk berpikir kritis mengenai penggunaan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab, serta bagaimana perilaku di dunia maya dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.

Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Yusuf Abdurrahman selaku ketua tim menjelaskan bahwa penggunaan media sosial yang semakin masif tanpa diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang etika dapat menimbulkan beragam masalah, mulai dari cyberbullying, penyebaran hoaks, hingga gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, hingga gangguan tidur.

“Sosial media bisa memberikan dampak positif jika digunakan dengan bijak, tetapi tanpa etika yang benar, banyak hal negatif yang dapat terjadi, yang akan mempengaruhi kondisi psikologis penggunanya,” tuturnya.

Lifio Syifa Kurniawan, salah satu anggota tim, menambahkan bahwa penting untuk menyaring informasi yang diterima dan tidak mudah terpengaruh oleh tren yang sedang viral, yang sering kali membawa konten yang tidak sehat. “Etika dalam bersosial media bukan hanya soal sopan santun dalam berkomunikasi, tetapi juga menyaring konten yang kita bagikan dan terima,” ungkap Lifio.

Rizam Hakiki, yang juga turut berperan dalam acara ini, menjelaskan lebih lanjut bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa perbandingan diri dengan kehidupan orang lain di media sosial dapat memicu perasaan cemas dan tidak puas dengan diri sendiri. Hal ini sering disebut sebagai “social comparison,” yang dapat memperburuk kondisi mental seseorang. “Perasaan kurang percaya diri, cemas, atau bahkan depresi bisa terjadi karena kita sering kali membandingkan diri dengan apa yang terlihat di media sosial, yang sering kali tidak mencerminkan kenyataan,” jelas Rizam.

Acara ini juga menghadirkan pemaparan dari para ahli dan praktisi psikologi yang turut memberikan wawasan terkait hubungan antara penggunaan media sosial dengan kesehatan mental. Para peserta, terutama kalangan remaja dan mahasiswa, diberikan tips praktis tentang cara menjaga keseimbangan dalam menggunakan sosial media, seperti menetapkan waktu tertentu untuk mengakses media sosial dan tidak terlalu bergantung pada validasi digital, seperti jumlah like atau komentar.

Dalam kegiatan ini, para peserta juga diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka terkait dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental, dan berdiskusi tentang cara-cara menghadapinya. Aldi Brahma Herogantara dan Satria Sandya Buana, anggota tim lainnya, turut mengapresiasi antusiasme peserta yang aktif bertanya dan berbagi pendapat. “Acara ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk saling belajar dan mengingatkan satu sama lain tentang pentingnya menjaga etika dalam bersosial media,” ujar Aldi.

Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih bijak dalam menggunakan sosial media, memahami betapa pentingnya menjaga etika dalam berinteraksi di dunia maya, serta mengetahui dampak yang bisa terjadi terhadap kesehatan mental mereka. Tim penyelenggara berharap, kegiatan ini bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan psikologisnya di era digital ini.

Kegiatan ini berakhir dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang semakin memperkaya pemahaman peserta tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dengan bijak dalam menggunakan media sosial. Tim penyelenggara juga berencana untuk mengadakan sosialisasi lanjutan di berbagai tempat lain untuk lebih menyebarluaskan informasi tentang etika sosial media dan dampaknya terhadap kesehatan mental.